Selasa, 02 Februari 2010

Penyakit hati (Tergesa-gesa)

Tergesa-gesa ('ajalah) adalah keinginan dalam hati untuk meraih semua yang dicita-citakan dengan segera, tanpa perhitungan, pertimbangan, dan pemikiran yang matang yang dapat memenuhi kesempurnaan pekerjaannya. Sikap tergesa-gesa ini merupakan penyakit yang secara asasi hampir dimiliki oleh setiap orang. Allah berfirman, "Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa." (Q.S. Al-Anbiya, 37)

Sikap tergesa-gesa ini akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Timbulnya rasa lelah dan terkadang memaksa seseorang berhenti bekerja. Karena pikiran dan tenaganya terkuras untuk melurus suatu maksud dengan cepat di luar kekuatannya, akhirnya ia akan segera menyerah dengan sendirinya.
2. Hilangnya rasa taqwa dan wara'. Pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa akan memaksa seseorang mengabaikan segala aturan yang mengikatnya, sehingga tak heran kalau dia tidak lagi mempertimbangkan halal, haram, syubhat, atau makruh. Tergesa-gesa ini cenderung didominasi oleh pengaruh syetan. Rasulullah bersabda, "Tegesa-gesa itu dari syetan."
3. Berkurangnya kualitas pekerjaan, bahkan terkadang menghancurkannya. Suatu pekerjaan yang dilakukan secara tergesa-gesa yang menurut perhitungan nafsunya dianggap kurang penting. Sebagai contoh, jika seseorang menjalankan sholat dengan tergesa-gesa dia akan mengurangi bilangan tasbih dalam rukuk dan sujudnya, mempercepat gerakannya bahkan meninggalkannya seluruh pekerjaan sunnahnya.

Sifat 'ajalah berbeda dengan sifat musabaqah (berlomba-lomba dalam meraih yang terbaik). Dalam hal ini Allah berfirman: "Dan bagi tiap-tiap umat itu ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. (Q.S. Al-Baqarah, 148)
Musabaqah mengandung makna suatu kompetisi yang sehat, berlomba untuk mendapatkan yang terbaik sesuai dengan aturan mainnya. Meskipun demikian, ada beberapa sikap 'ajalah yang diharuskan, seperti dalam hal-hal berikut:
1. Menikahkan seorang gadis yang sudah cukup usianya dan berkeinginan untuk menikah. Hal itu untuk menjaga terjadinya perzinahan.
2. Membayar utang, jika sudah ada dananya.
3. Menguburkan mayat jika tiada ada halangan yang berat.
4. Menjalankan sholat jika waktunya betul-betul sudah sempit.
5. Bertaubat (berhenti) dari semua pekerjaan maksiat.

Kebalikan dari siaft 'ajalah adalah ta'anni (bersikap tenang). Rasulullah SAW bersabda, "Bersikap tenang adalah dari Allah". Seseorang dapat belajar langsung dari pekerjaan Allah. Dengan kemahakuasan-Nya yang tak terbatas, Allah menciptakan makhluk dengan tidak tergesa-gesa. Langit diciptakan-Nya dalam enam periode, manusia dengan sembilan bulan, pohon pisang --sejak ditanam sampai dipetik buahnya selama enam bulan. Demikan juga makhluk lainnya dengan masa penciptaannya yang berbeda-beda.
Begitulah Allah memberi pelajaran kepada manusia yang lemah agar senantiasa bersikap tenang dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Fenomena penciptaan oleh Allah atas makhluk-Nya itu, betul-betul menunjukkan betapa sempurnanya ciptaan Allah. Bumi, dengan sumber dayanya, cukup untuk kebutuhan seluruh makhluk hidup sampai hari kiamat. Manusia, dengan hati, nafsu, dan akal yang melengkapi seluruh jiwa raganya, cukup untuk menggerakkan kehidupan dan memerankan kekhalifahannya di bumi.
Bahkan pohon pisang pun, sewaktu dipetik sudah meninggalkan generasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar